resepanekajajanan – Sarapan sering disebut sebagai “makanan paling penting dalam sehari”. Tapi, tahukah kamu bahwa bentuk dan rasa sarapan bisa sangat berbeda tergantung di mana kamu berada di dunia? Dari sup pedas hingga roti manis, dari nasi sampai daging panggang, setiap budaya punya caranya sendiri untuk menyambut pagi. Artikel ini akan membawa kamu menjelajah beragam menu sarapan yang terbilang unik, mencerminkan kekayaan tradisi kuliner global yang menakjubkan.
1. Jepang: Sarapan Bergizi dengan Sentuhan Tradisional
Jika kamu berada di Jepang saat pagi hari, bersiaplah menikmati sepiring sarapan yang berbeda dari konsep roti dan telur ala Barat. Menu khas pagi hari di Negeri Sakura biasanya terdiri dari nasi hangat, ikan panggang (seperti salmon atau makarel), sup miso, telur, dan sayuran fermentasi seperti tsukemono. Terkadang, natto—kedelai fermentasi yang berlendir dan beraroma tajam—ikut disajikan. Kombinasi ini memberikan asupan protein, serat, serta probiotik yang mendukung kesehatan pencernaan.
2. India: Sarapan Penuh Rempah yang Menggugah Selera
India dikenal sebagai negara dengan kekayaan rempah-rempah dan bumbu aromatik. Tidak heran jika sarapan di sana pun sarat rasa. Di wilayah selatan, dosa (sejenis panekuk tipis dari adonan fermentasi beras dan lentil) disajikan bersama chutney kelapa dan sambhar (kari kacang pedas). Sementara di utara, paratha—roti isi kentang atau sayuran—disajikan panas-panas dengan mentega cair dan yogurt. Tidak hanya mengenyangkan, sarapan khas India juga menggugah semua indera.
3. Mesir: Ful Medames, Hidangan Sarapan Legendaris
Ful medames adalah menu sarapan utama di Mesir yang sudah disantap sejak zaman Firaun. Makanan ini berbahan dasar kacang fava yang direbus lama dan dibumbui dengan bawang putih, minyak zaitun, lemon, dan rempah-rempah lokal. Biasanya, ful disajikan dengan roti pipih (baladi bread), telur rebus, acar, dan terkadang keju asin. Kombinasi tekstur lembut dan rasa gurih membuatnya jadi favorit banyak keluarga.
4. Kolombia: Changua, Sup Susu Telur yang Hangat
Di kawasan pegunungan Kolombia, pagi hari bisa terasa sangat dingin. Maka, warga lokal kerap menyantap changua—sup hangat yang dibuat dari campuran susu dan air, ditambah telur yang dimasak langsung dalam cairan tersebut. Sup ini disajikan dengan daun bawang dan roti kering (calado) yang direndam di dalamnya. Meski terdengar aneh bagi sebagian orang, changua punya tempat khusus di hati masyarakat Bogota.
5. Mongolia: Teh Susu Asin dan Daging Kering
Di padang rumput Mongolia yang luas, para penggembala butuh energi tinggi untuk bertahan dari dingin dan memulai hari. Sarapan mereka cenderung sederhana tapi padat gizi. Minuman khas bernama suutei tsai, yaitu teh hijau yang direbus dengan susu dan sedikit garam, sering disantap bersama boortsog (semacam donat goreng) dan potongan daging kering seperti domba atau yak. Tak ada manis-manis di pagi hari, tapi ada kekuatan dalam setiap suapan.
6. Venezuela: Arepa, Roti Jagung Multifungsi
Arepa merupakan makanan pokok yang bisa dikonsumsi kapan saja, namun saat pagi hari, ia tampil dengan keunikan tersendiri. Terbuat dari tepung jagung putih, arepa dibentuk bulat pipih lalu dipanggang atau digoreng. Setelah matang, bagian tengahnya dibelah dan diisi berbagai macam bahan: keju, telur orak-arik, kacang hitam, atau bahkan daging sapi suwir. Setiap gigitan membawa cita rasa otentik Amerika Selatan.
7. Korea Selatan: Sarapan Ala Makan Siang
Berbeda dengan kebanyakan negara, sarapan di Korea Selatan tidak jauh berbeda dengan makan siang. Nasi, kimchi, sup rumput laut (miyeok-guk), ikan asin goreng, dan lauk-pauk seperti telur dadar atau daging tumis sering tersaji di meja makan sejak pagi. Ini mencerminkan budaya makan tiga kali sehari dengan komposisi penuh. Tidak heran jika sarapan di sana membuat orang langsung “terjaga”.
8. Islandia: Skyr dan Ikan Fermentasi
Negara dingin seperti Islandia punya menu sarapan yang juga terbilang ekstrem bagi lidah banyak orang. Salah satunya adalah skyr, produk susu fermentasi mirip yogurt tapi lebih kental dan tinggi protein. Ia sering disantap dengan buah beri atau madu. Namun, sebagian orang lokal juga menikmati hákarl—ikan hiu yang difermentasi selama berbulan-bulan. Aromanya tajam, tetapi dianggap makanan kuat bagi yang terbiasa.
9. Brasil: Tapioka dan Jus Segar
Pagi di Brasil identik dengan semangat dan warna. Sarapan khas mereka sering menampilkan panekuk dari tepung tapioka yang dimasak kering tanpa minyak, lalu diisi keju, kelapa parut, atau cokelat. Disandingkan dengan secangkir kopi hitam dan jus buah segar seperti acerola atau buah markisa, sarapan ini jadi pilihan ringan yang tetap menggoda.
10. Nigeria: Moi Moi, Puding Kacang Berprotein
Di Nigeria, salah satu menu pagi hari yang unik adalah Moi Moi, puding lembut yang dibuat dari kacang hitam yang dihaluskan, dibumbui, dan dikukus bersama telur, ikan, atau daging cincang. Teksturnya mirip kue basah, namun rasanya kaya akan bumbu dan gurih. Moi Moi sering disajikan bersama bubur nasi (pap) atau roti lokal. Menyantapnya dijamin membuat perut kenyang hingga siang.
11. Swedia: Smörgås, Roti Lapisan Gaya Nordik
Bagi masyarakat Swedia, sarapan sering kali berarti smörgås roti lapis terbuka yang dihiasi irisan keju, telur rebus, mentimun, tomat, dan kadang ikan asap. Yang unik, roti ini hanya memiliki satu lapisan, dan semua bahan disusun artistik di atasnya. Disajikan bersama kopi hitam atau teh, menu ini mencerminkan estetika minimalis khas Skandinavia.
12. Maroko: Harsha dan Madu Hangat
Sarapan di Maroko biasanya manis dan hangat. Salah satu favoritnya adalah harsha, roti semolina yang digoreng dan disajikan hangat dengan madu atau mentega. Tak jarang, ada juga teh mint khas Maroko yang menyegarkan. Perpaduan rasa gurih dan manis ini memberikan kehangatan sekaligus energi di pagi hari yang sejuk.
13. Peru: Pan con Chicharrón
Di Peru, kamu bisa menikmati sarapan yang terkesan “berat” karena terdiri dari roti sandwich berisi chicharrón (daging babi goreng garing), irisan ubi manis, dan bawang merah acar. Meskipun terlihat seperti camilan sore, menu ini justru jadi andalan pagi hari banyak orang Peru. Rasanya gurih, manis, dan asam dalam satu gigitan.
14. Filipina: Silog, Kombinasi Seimbang
Sarapan ala Filipina biasanya menggunakan format “silog”, yaitu gabungan dari nasi goreng bawang putih (sinangag), telur goreng, dan lauk utama seperti tapa (daging sapi manis), longganisa (sosis lokal), atau bangus (ikan bandeng). Makanan ini dikenal sebagai sumber energi cepat dan praktis, dengan rasa manis dan gurih yang khas Asia Tenggara.
15. Turki: Sarapan Meriah Ala Meze
Kalau kamu suka variasi, sarapan di Turki bisa jadi favoritmu. Disebut kahvaltı, sarapan Turki biasanya terdiri dari roti, keju berbagai jenis, zaitun, tomat, mentimun, telur rebus, sosis pedas (sucuk), dan menemen (telur orak-arik dengan tomat dan cabai). Tak lupa, teh hitam disajikan dalam gelas kecil melengkung. Ini lebih dari sekadar makan ia adalah pengalaman sosial.
16. Thailand: Khao Tom yang Menenangkan
Menu sarapan di Thailand sering kali berupa bubur nasi bernama khao tom. Bubur ini disiapkan dengan kaldu ayam atau babi, lalu ditambahkan bawang putih goreng, daun ketumbar, dan daging cincang. Rasanya ringan, tetapi cukup memberikan kenyamanan bagi tubuh dan jiwa di pagi hari. Tidak sedikit juga yang menyantapnya bersama telur rebus atau asin.
17. Italia: Sarapan Minimalis Tapi Manis
Jika kamu menyukai sarapan manis, gaya Italia bisa jadi inspirasi. Orang Italia cenderung memulai hari dengan cappuccino dan sepotong cornetto (croissant versi lokal yang sering diisi cokelat atau selai buah). Ringan, cepat, dan tentu saja penuh citarasa. Bagi banyak orang Italia, sarapan bukan soal kenyang, tapi soal kenikmatan pagi.
18. Ethiopia: Injera dan Wot untuk Awal Hari
Injera, roti fermentasi dari tepung teff yang punya rasa asam khas, adalah elemen utama dalam sarapan tradisional Ethiopia. Roti ini biasanya disajikan dengan wot, semacam kari pedas dari kacang-kacangan atau daging. Kombinasi rasa asam dan pedas menjadikan sarapan ini sebagai pengalaman kuliner yang menggugah selera sejak pagi.
Ragam Budaya, Ragam Sarapan
Dari changua Kolombia yang berkuah susu hingga injera Ethiopia yang berasa asam, dunia menunjukkan bahwa tidak ada satu definisi pasti untuk “sarapan yang benar”. Di balik setiap hidangan, tersembunyi cerita, sejarah, dan identitas budaya yang mendalam.
Sebagian orang mungkin lebih menyukai sarapan praktis seperti sereal, sementara yang lain menganggap sarapan sebagai perjamuan kecil. Namun satu hal yang pasti: sarapan adalah momen penting yang menghubungkan kita dengan akar budaya dan memberi energi untuk menghadapi hari.
Maka, saat kamu bepergian atau sekadar ingin mencoba sesuatu yang baru di dapur, cobalah salah satu menu sarapan dari penjuru dunia ini. Siapa tahu, kamu akan menemukan cita rasa yang tak hanya memuaskan lidah, tapi juga membuka cakrawala baru.